Pertanian Lahan Kering memberikan kontribusi besar terhadap keberhasilan pembangunan pertanian di Indonesia. Namun, banyak petani di lahan kering yang hidup miskin. Misalnya di NTT sekitar 90% petani adalah petani lahan kering yang memberikan sumbangan terhadap kemiskinan di NTT sekitar 80%. Petani lahan kering memiliki produktifitas dan profitabilitas sangat rendah.
Hambatan utama produktifitas pertanian lahan kering di NTT adalah keterbatasan air berakibat kesburan tanah rendah sehingga sulit meningkatkan produksi tanaman. Luas lahan kering di NTT sebanyak 1.3 juta hektar (Bappeda NTT, 2018), 90% petani di NTT adalah pertanian lahan kering. Jumlah penduduk miskin di NTT 20,19% (BPS NTT, 2019) adalah petani lahan kering. Fakta di atas berimplikasi pada kebijakan untuk menurunkan angka kemiskinan di NTT adalah melalui peningkatan pendapatan petani lahan kering. Untuk meningkatkan pendapatan petani di NTT adalah melalui peningkatan produkktifitas pertanian lahan kering yang dapat diwujudkan jika ada upaya melakukan konservasi air dan tanah. Oleh karena itu, diperlukan introdusir sistem pertanian yang mampu melakukan konservasi air dan tanah.
Sudah banyak inovasi pertanian yang diintrodusir kepada petani di NTT, namun hasilnya belum mampu merubah perilaku petani di NTT sehingga belum meningkatkan produksi, produktifitas, pendapatan dan profitabilitas.
Menurut FAO (2018), bagi daerah lahan kering yang mengalami kekurangan air dan menurunnya kesuburan tanah, maka penerapan inovasi sistem pertanian konservasi (PK) ini dapat meningkatkan produktifitas pertanian. Sistem ini memiliki tiga prinsip; 1) mengolah tanah terbatas dan menggali lubang permanen; 2) penutupan tanah baik dengan sisa tanaman atau mulsa maupun dengan tanaman penutup tanah; dan 3) tumpang sari khususnya jagung dengan kacang-kacangan.
Materi kuliah pertemuan 9 sd 16 ini khusus membahas tentang Pertanian Konservasi (PK) sebagai salah satu pendekatan terbaik dalam pengembangan oertanian lahan kersing secara berkelanjutan.
Pendahuluan (Latar belakang , batasan PK, manfaat dari PK, tujuan PK), Perbandingan PK dan Pertanian Konvensional, Prinsip-prinsip PK, Relasi Aplikasi PK dan Konservasi Tanah (menjaga kesehatan tanah dengan ciri seperti kandungan bahan organic, struktur tanah, aliran air permukaan, kelembaban tanah, kehidupan dalam tanah, tanaman, hasil tanaman, perakaran tanaman dan gulma), Mencegah kehilangan bahan organic, Meningkatkan kandungan bahan organic, Mempertahankan kesehatan tanah, Relasi Aplikasi PK dan Konservasi Air, Hubungan Ternak dan Pertanian Lahan Kering (Teori A.T. Mosher), Success story penerapan PK di NTT, Hasil Penelitian Dampak PK terhadap Lingkungan dan Sosial Ekonomi Petani di NTT dan NTB.
Materi ini adalah pertemuan 9 sd 16 sebab pertemuan 1 sd 8 telah dusajina oleh Ibu Ir.
Materi ini adalah pertemuan 9 sd 16 sebab pertemuan 1 sd 8 telah dusajina oleh Ibu Ir.Ernanjte Hendrik, M.Si
- Teacher: Leta Rafael Levis